Lompatan detik yang akan terjadi pada 30 Juni mendatang bukanlah hal
yang mengejutkan, karena sudah ditemukan sejak 1972. Di tahun 2015 ini
waktu akan lebih lama 1 detik dari 2014 kemarin.
Seiring
berkembangnya teknologi, perdebatan soal lompatan detik atau sering pula
disebut detik kabisat ini, baru dirasakan sejak tahun 2000 karena
dinilai mengganggu urusan teknis berbagai operasi berskala global. Di
sisi lain, ada pihak yang tetap ingin mempertahankannya.
Pada
pertemuan organisasi di bawah naungan PBB, International
Telecommunication Union (ITU) di Jenewa tahun 2012 silam, negara Amerika
Serikat, Italia, Perancis, Meksiko, dan Jepang ingin menghapus lompatan
detik dengan alasan bikin kacau dan mengganggu sistem akurasi navigasi
dan komunikasi.
Mereka mengklaim bahwa kegiatan transaksi uang
yang tepat waktu bisa menjadi kacau, serta pengaturan posisi kendaraan
yang tidak menentu. Tahun 2012, lompatan detik menyebabkan 400
penerbangan Qantas tertunda.
"Banyak pengajuan yang bergantung
pada ketepatan waktu yang selaras. Contohnya, telekomunikasi dan
navigasi satelit yang sangat bergantung pada sinyal jam atom," ujar
peneliti sekaligus ahli lompatan detik dari National Physical
Laboratory, Peter Whibberley, kepada CNN.
Namun menurut Whibberley sendiri, sistem ketepatan waktu bisa semakin kacau jika kita malah berniat mengubahnya.
Tak semua negara sependapat dengan penghapusan lompatan detik. Inggris,
Jerman, Kanada, dan Tiongkok menyatakan bahwa lompatan detik tidak
seharusnya dihilangkan.
Inggris mengatakan, jika lompatan detik
dihapus, hubungan antara konsep waktu Bumi dengan pengaturan waktu
terbit dan terbenamnya matahari akan rusak selamanya.
Tak hanya itu, penggunaan Greenwich Mean Time (GMT) yang menjadi acuan pengukuran waktu matahari juga terancam berakhir.
"Sejak
zaman dahulu rotasi bumi telah memberikan skala waktu, yakni unit waktu
paling dasar: solar day," ungkap pakar pengukuran waktu dari Royal
Observatory Greenwich, Rory McEvoy, dikutip dari laporan The Telegraph.
Sementara negara seperti Nigeria, Rusia, dan Turki dikabarkan menanti penelitian lebih jauh terkait lompatan detik itu.
Selain
gangguan sistem navigasi telekomunikasi dan penerbangan, lompatan detik
juga mengganggu sejumlah layanan situs web seperti Reddit, Foursquare,
dan LinkedIn.
Nasib lompatan detik ini mungkin menjadi jelas setelah digelar Konferensi Komunikasi Radio Dunia pada November 2015 mendatang.
Lompatan
detik tahun 2015 ini baru diumumkan pada 8 Januari lalu oleh Badan
Sistem Referensi dan Rotasi Bumi Internasional (International Earth
Rotation and Reference Systems Service/IERS), sebuah lembaga
internasional yang memantau pergerakan Bumi dan waktu dunia.
Fenomena
ini diyakini sepenuhnya berasal dari ilmu penghitungan fisika serta
pengamatan astronomi karena Bumi bergerak lebih cepat atau lebih lambat.
Bisa disebabkan oleh pasang surut dan perubahan dalam inti Bumi.
Para
ahli sepakat bahwa waktu di Bumi harus disesuaikan dengan jam atom
sebagai acuan waktu dunia. "Jam atom menjaga jalannya waktu jauh lebih
baik dari pada bumi itu sendiri. Mereka satu juta kali lebih stabil,"
jelas Whibberley.
Untuk mendapatkan waktu yang sesuai dengan
gerakan Bumi, para ilmuwan di IERS maka satu detik ekstra ditambahkan
secara berkala pada Universal Time Coordinated (UTC) sebagai patokan
standar waktu dunia.
Jam atom yang selama ini menjadi patokan
waktu dunia juga akan dihentikan selama 1 detik pada 30 Juni malam hari.