Tuesday, March 5, 2013

Kesan Pertama Blackberry Z10 - By. Hadiwijaya Sasanadi


Mendengar istilah “Blackberry”, biasanya pemakai Gadget akan terbagi menjadi dua kelompok besar. Yang menyenangi Blackberry dan yang “anti” Blackberry. Kalaupun jika perlu dibuat kategori tambahan, ada kelompok ketiga, yaitu kelompok orang yang sebenarnya tidak mau mempergunakan Blackberry, namun oleh karena kebutuhan, baik itu pekerjaan, pendidikan, faktor keluarga, maupun kolega, “terpaksa” mempergunakan Blackberry.

Salah satu faktor yang menyebabkan orang mulai “menghindari” Blackberry antara lain karena kekuatan utama Blackberry dalam fitur “messaging”, perlahan-lahan mulai tersaingi dengan program-program alternatif yang dapat beroperasi di berbagai sistem operasi (Multiplatform) seperti IOS, Android, Windows Phone atau Symbian, bahkan sistem operasi desktop seperti MacOS dan Microsoft Windows.
Selain itu, dengan kondisi persaingan seperti tersebut diatas, kadang semakin diperburuk dengan semakin lambatnya proses pengiriman informasi melalui perangkat Blackberry, baik itu berupa pesan BBM atau pengiriman informasi melalui program-program messenger lain di perangkat Blackberry. Entah karena memang kualitas jaringan operator seluler yang mengalami kelebihan beban, keterbatasan sistem operasi Blackberry yang berbasis Java atau keterbatasan kemampuan perangkat keras dari unit Blackberry itu sendiri. Atau malah merupakan kombinasi dari kesemuanya itu.

Perlahan tapi pasti, seiring dengan semakin bertambahnya pengguna handphone pintar berbasis IOS dari Apple dan Android dari sang raksasa Google, ditambah lagi dengan semakin terjangkaunya handphone-handphone berbasis Android yang tersedia di segala lini, baik low end, mid low, medium, sampai dengan high end, maka pangsa pasar Blackberry semakin hari semakin mengkerut. Belum lagi ketersediaan perangkat Android dalam berbagai ukuran, mulai dari 3 inci sampai 10 inci, terus menggerogoti jumlah pemakai Blackberry.

Saham Blackberry pun terus merosot, sampai sempat terhembus isu pembelian Blackberry oleh Samsung. Namun kabar ini langsung ditepis oleh pihak Blackberry (saat itu masih bernama Research In Motion – RIM). Di bawah tekanan hebat, pada bulan Januari 2012, CEO RIM pun berganti menjadi Mr. Thorsten Heins. Mr. Heins berjanji akan memberikan sebuah terobosan dalam bentuk perangkat Blackberry baru yang akan membalikkan kondisi RIM, sekaligus memuaskan para pecinta setia Blackberry.
Tepat satu tahun, pada tanggal 30 Januari 2013, pada acara Blackberry 10, Mr. Heins menepati janjinya dengan mempersembahkan dua perangkat baru besutan Blackberry, yaitu Z10 dan Q10, disamping mengumumkan beberapa hal yang penting: perubahan nama RIM menjadi Blackberry dan penunjukkan Alicia Keys sebagai Global Creative Director.

Pertanyaan yang mungkin timbul sekarang antara lain:
Apakah betul Z10 (dan Q10) adalah sungguh merupakan sebuah terobosan yang sudah lama dinanti-nantikan dan dijanjikan? Apakah Z10 sungguh superior, khususnya jika dibanding dengan perangkat Blackberry lama? Bagaimana jika dibandingkan dengan perangkat non Blackberry lain?
Apakah betul visi Mr. Heins yang mendorong transformasi “From mobile communication to mobile computing” sungguh menjadi kenyataan? Atau hanya berupa jargon-jargon belaka?
Apakah Z10 layak dibeli untuk kemudian menggantikan perangkat Blackberry lama?
Kita akan bersama-sama meneliti dan mengkaji hal ini....

Blackberry Z10 Hands On

Saya sebisa mungkin tidak akan banyak membahas fitur perangkat keras Blackberry Z10 (Selanjutnya akan disebutkan sebagai Z10 saja), karena kita semua akan dengan mudah melihat spesifikasi tersebut di Internet. Tidak perlu untuk dijelaskan panjang lebar lagi disini. Namun saya akan berusaha semaksimal mungkin menggambarkan user experience, usability, interface dan hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman user awam (Dan Newbie seperti saya tentunya) dalam mempergunakan Z10.

Physical Looks

“Wow, this phone is seriously cool!” - merupakan salah satu kesan pertama yang timbul saat pertama kali melihat Z10. Kebetulan Z10 yang dipergunakan berwarna hitam. Tampak depan begitu elegan, dengan tulisan dan lambang Blackberry pada bagian bawah. Terlihat maskulin dan berwibawa. Ujung yang membulat, tanpa sisi tajam, juga membuatnya semakin enak digenggam. Tambahan lagi, layar Z10 tidak mudah meninggalkan bekas tangan. Apa mungkin lapisan coatingnya yang menyebabkan hal ini ya?
Sementara tutup baterai pada bagian belakang diselimuti tekstur yang membuatnya tidak licin, dengan lambang Blackberry persis di tengah-tengah. Cantik dan elegan. Mungkin untuk alternatif warna lain akan memberikan kesan yang berbeda pula.
Saya berusaha membandingkan ukuran Z10 dengan iPhone 4s dan iPhone 5. Jika dibandingkan dengan iPhone 4s, Z10 terlihat seperti raksasa. Setidaknya itu kesan yang diutarakan oleh petugas Global Apple. Sementara jika dibandingkan dengan iPhone 5, perbedaannya sepintas tidak terlalu mencolok.
Saat dibandingkan dengan Galaxy Nexus Sprint, secara lebar hampir sama, hanya terpaut beberapa milimeter saja. Galaxy Nexus masih sedikit lebih lebar, dan sedikit lebih panjang. Namun saat dijejerkan, dalam kondisi mati, Z10 jauh terlihat lebih elegan, dengan bentuk simetris. Sederhana tapi berkelas. Tulisan dan logo Blackberry terlihat begitu menonjol pada bagian bawah handset. Kenapa bisa begitu ya? Padahal desain Galaxy Nexus mendapatkan banyak pujian dan penghargaan. Superb!

Initialization

Saat pertama kali baterai dimasukkan, proses inisialisasi Z10 pun dimulai. Dimulai dari pilihan bahasa, dilanjutkan dengan pemilihan jaringan Wi-Fi. Setelah berhasil memasukkan password Wi-Fi, proses inisialisasi pun berlanjut dengan....

Blackberry-ID
Ada dua pilihan pada layar ini: Pembuatan-Baru (Create New) atau Masuk-(ke)-Dalam (Benar tidak sih arti bahasa Indonesianya? – Sign In). Karena sebelumnya di Jennings (Blackberry 9810) sudah mempergunakan Blackberry-ID, maka langsung saja Masuk-(ke)-Dalam(?) dengan ID dan Password.

Diagnostic & Location

Proses dilanjutkan kembali ke layar “Diagnostic & Location”. Pilihannya hanya Disable dan Enable. Intinya kurang lebih: mengijinkan Blackberry untuk mengumpulkan data diagnostic, data pemakaian dan data lokasi yang akan membantu Blackberry meningkatkan kualitas produk dan layanannya, mengkustomisasi pengalaman yang akan kita dapatkan, menyajikan deteksi lokasi dengan lebih cepat dan meningkatkan kualitas informasi navigasi. Whew! Ribet ya?

Berbeda jauh dengan proses menginstall program di Microsoft Windows, yang mana kita hanya perlu menekan tombol YES, YES, YES lalu tombol OK, OK, OK, maka instalasi akan berjalan secara otomatis sampai selesai. Namun untuk kali ini setiap langkah harus dicermati secara seksama. Yang perlu dikuatirkan adalah kemungkinan adanya pelanggaran privasi dalam bentuk pengumpulan data yang seharusnya tidak boleh diberikan. Mari kita lanjutkan kembali...

System Updates

Langkah berikutnya adalah pengecekan apakah telah tersedia pembaruan (update) sistem operasi. Ternyata sudah tersedia update sebesar 1 MB. File update langsung diunduh, dan diinstall secara otomatis. Setelah proses update selesai, kita dihadapkan pada tutorial singkat mempergunakan fitur Swipe dan Gestures pada Z10.

Tutorial

Awalnya saya berpikir tutorial ini tidak begitu diperlukan, apalagi karena sebelumnya sudah memiliki pengalaman mempergunakan Playbook. Terasa membosankan dan membuang-buang waktu saja. Namun, setelah melihat dan mendengar respons dari rekan-rekan yang baru pertama kali mempergunakan Z10 yang berbasis QNX, barulah saya menyadari pentingnya tutorial mini tersebut:
“Ini mana tombol Back-nya, ya?”
“Kembali ke layar sebelumnya bagaimana ya?”
“Tutup programnya bagaimana ya?”
“Ini mesti diapain lagi ya?

Saya hanya bisa tersenyum simpul......

Pada akhirnya, saat semua proses selesai dilalui, kita akan diperhadapkan pada layar SETUP. Pada dasarnya proses inisialisasi utama sudah rampung. Yang tertinggal hanya tahapan kustomisasi SETUP saja. Namun sebelum kita bersama-sama masuk ke tahapan SETUP yang cukup komprehensif, ijinkan saya memberikan sedikit komentar tentang user interface dari Z10.

Lock Screen & Screen Off

Dalam posisi terkunci (Lock Screen), layar Z10 dengan latar belakang biru, menampilkan beberapa informasi:
- Status baterai di ujung kiri atas
- Jenis jaringan (EDGE atau 3G) dan nama operator di ujung kanan atas
- Jam, hari dan tanggal di area tengah
- Logo kamera di ujung kanan bawah
- Unread messages di layar sebelah kiri: BBM, E-Mail, Notifikasi, LinkedIn dan Facebook

Semua informasi tersebut membuat Lock Screen Z10 terlihat bersih dan elegan. Apabila layar Z10 berada dalam kondisi gelap (Screen Off), untuk kembali ke kondisi Lock Screen, cukup menyapukan jari dari bezel bawah ke tengah layar. Tanpa perlu menekan tombol sama sekali. Sederhana namun efektif. Elok tenan!
Sementara apabila kita hendak mengaktifkan kembali Z10 dari posisi Lock Screen, kita hanya perlu menyapukan jari dari bezel bawah langsung ke bezel atas. Secara otomatis layar dibawahnya akan terlihat. Nilai plusnya adalah, proses ini disertai dengan animasi membuka selubung dengan efek transparan, seiring dengan bergeraknya jari tangan kita. Apabila kita membatalkan keputusan kita untuk membuka layar yang terkunci, cukup menyapukan jari kembali ke bawah. Efek selubung yang menutup kembali terlihat. Wow! Sebuah efek sederhana namun memberikan kesan yang mengena: We are in control. Splendid

Screen Quality

By the way, have I told you that Z10 has a gorgeous and beautiful screen? After all 356 PPI should means something. Layar Z10 yang memiliki kerapatan 356 PPI memang sungguh mempesona. Sebagai perbandingan, layar iPhone 5 memiliki kerapatan 326 PPI sementara layar Galaxy Nexus Sprint memiliki kerapatan 316 PPI. Kedua mata kita serasa dimanjakan saat memandang dan menikmati sajian di layar Z10. Bahkan tulisan yang termasuk kecil masih terbaca dengan baik dan terlihat tajam. Yummy! Two thumbs up for the screen!

Consistency

Faktor konsistensi juga menjadi salah satu titik fokus perhatian Blackberry dalam pengembangan Z10. Saat kita berada di layar utama, atau di layar Blackberry Hub, maupun pada layar yang berisi icon program-program yang telah terinstall, kita dapat dengan mudah mengakses fitur dasar (Settings, Bluetooth, Wi-Fi, Alarm, Notifications dan Rotation Lock), cukup dengan menyapukan jari dari bezel atas ke bawah. Sederhana, namun efektif. Tidak perlu lagi membuka menu pilihan lain, cukup swipe dari bezel atas saja. No more hunting and pecking, only to access simple but repeatable functions.

Faktor konsistensi ini tidak berhenti hanya pada fitur “Option & Settings” saja, namun juga diimplementasikan di seluruh program dalam bentuk...

Blackberry Peek

Apabila diterjemahkan secara lepas, Blackberry Peek dapat diartikan Blackberry Meng-“Intip”. Fitur ini konsisten diterapkan di seluruh program dan bagian Z10. Blackberry Peek memungkinkan kita untuk “mengintip” pesan-pesan yang masuk, entah berupa E-Mail, BBM Message, Facebook Activity, SMS, LinkedIn Activity, Twitter dan update-update lain. Blackberry Peek dapat diaktifkan dengan cara
menyapukan jari dari bezel bawah ke tengah layar dan menahannya pada posisi tengah layar. Apabila kita telah selesai “mengintip” maka kita hanya perlu menurunkan tahanan jari di tengah layar kembali ke bezel bawah.
Saat kita mengaktifkan fitur Blackberry Peek, sekaligus juga akan ditampilkan status baterai, jam, kondisi signal Wi-Fi dan selular. Dengan ketersediaan fitur ini, seluruh layar dapat dipergunakan oleh program yang sedang berjalan, tanpa harus menyisakan area untuk menampilkan informasi umum (Baterai, jam, tanggal, pesan-pesan masuk dan lain-lain). Perlu diingat, pada layar perangkat mobile yang kecil, satu milimeter pun menjadi sangat berharga. Sebuah solusi yang cerdas dari Blackberry. Bravo Blackberry!
Blackberry Hub

Berdasarkan Merriam Webster Online (http://www.merriam-webster.com/dictionary/hub ), hub dalam bahasa Inggris memiliki 3 arti (Diterjemahkan secara bebas):
Poros – pada roda dan baling-baling
Pusat aktivitas
Di konteks penerbangan diartikan menjadi bandara sentral yang menjadi tempat dimana penumpang dapat berganti maskapai atau penerbangan demi untuk mencapai tujuan
Alat pemersatu yang menghubungkan beberapa komputer dalam sebuah jaringan
Alat dari baja untuk membuat uang logam

Diantara beberapa arti tersebut diatas, yang paling mendekati konsep Blackberry Hub pada Z10 adalah “Pusat Aktivitas”.

Di dalam Blackberry HUB (Selanjutnya disebut HUB dengan huruf kapital), terangkum semua akun yang kita miliki dan kita pergunakan. Misalnya pada unit Z10 yang saya pergunakan tertera akun-akun sebagai berikut (Diurutkan dari atas):

HUB – Gabungan dari semua, dengan logo Blackberry
Notifications – Biasanya berisi informasi dari system: update sistem operasi misalnya. Digambarkan dengan logo bel.
BBM – Memakai logo BBM tentu saja..
Text Messages – SMS
Gmail – Berisi E-Mail di akun Gmail, dengan logo Surat
Hotmail – Berisi E-Mail di akun Hotmail, dengan logo Surat
MalMalioboro – Berisi E-Mail di akun kantor, dengan logo Surat
Yahoo – Berisi E-Mail di akun Yahoo, dengan logo Surat
Facebook, dengan logo Facebook
Twitter, dengan logo Twitter
LinkedIn, dengan logo LinkedIn
Yahoo Messenger, dengan logo Yahoo Messenger
Calls – Dengan logo gagang telepon
Voice mail – Dengan logo pita kaset

Mungkin dengan bertambahnya akun E-Mail yang kita miliki, maka akan bertambah pula jumlah sub menu E-Mail di HUB kita. Apabila terdapat pesan baru, maka pada ujung kanan dari masing-masing logo akan terlihat simbol bintang berwarna merah khas Blackberry. Sehingga kita dapat dengan mudah masuk ke sub menu dengan pesan baru tersebut.
Saat berada dalam sub menu, misalnya pada sub menu Gmail, kita akan dengan mudah mengerjakan proses:
Membaca (Read)
Mencari (Search)
Membuat (Compose)
Membalas (Reply)
Membalas ke semua (Reply to all)
Melanjutkan (Forward)
Menandakan belum terbaca (Mark Unread)
Memberikan bendera (Flag)
Menyimpan (File)
Mengundang ke pertemuan (Invite to Meeting)
Menambahkan ke kontak kita (Add to contact)
Mencari berdasarkan Subjek (Search By Subject)
Mencari berdasarkan Pengirim (Search By Sender)
Menambah jumlah pilihan (Select More)
Menghapus (Delete)

Kesemua fitur tersebut diatas, kecuali proses membaca, diwujudkan dalam bentuk icon kecil di sisi kanan, yang akan muncul secara otomatis saat kita memilih salah satu E-Mail, dengan cara menekan E-Mail tersebut selama minimal satu detik. Selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah menyeret (drag) E-mail pilihan kita ke icon proses lanjutan.

Setelah kita selesai melakukan apa yang ingin dilakukan pada sub menu, kita dapat dengan mudah kembali ke Root HUB dengan menekan logo sub menu di ujung kiri bawah. Atau yang lebih baik lagi, dengan menyapukan jari kita dari bezel bawah ke tengah layar. Kita akan otomatis kembali ke Active Frame. Begitu mudahnya!

Satu hal yang sangat menarik perhatian saya, dan nantinya akan kita coba eksplorasi lebih lanjut adalah: apabila kita memberikan bendera (Flag) di salah satu E-Mail, selain dari timbulnya lambang bendera berwarna merah di ujung kanan E-Mail, E-Mail tersebut akan muncul juga di program Blackberry Remember, menjadi item baru pada Folder “Unfiled Entries”. Sangat menarik! Kita akan membahas hal ini lebih mendalam pada topik Blackberry Remember. Mohon saya diingatkan apabila saya lupa. Hehehe...
Blackberry HUB memiliki keterkaitan yang sangat-sangat erat dengan Blackberry Peek. Saya berharap rekan-rekan masih sedikit banyak mengingat bahasan tentang Blackberry Peek pada tulisan sebelumnya. Dengan adanya fitur Blackberry Peek, maka kita dapat dengan mudah melihat (atau mengintip) apakah ada pesan-pesan baru yang masuk. Proses mengintip ini dapat dilakukan secara konsisten di semua aplikasi, bahkan aplikasi video sekalipun (Dalam posisi portrait). Yang perlu kita lakukan hanya dengan menyapukan jari dari bezel bawah ke tengah layar. Dan apabila dirasa perlu untuk masuk ke Blackberry HUB, saat jari kita masih berada di tengah layar, kita hanya perlu melanjutkan sapuan jari kita ke kanan. Dan... Whoala! Blackberry HUB is there! So efficient! Sangat produktif!
Kemampuan multitasking Z10 menjadi nyata disini. Dibuktikan dengan misalnya saat kita sedang menonton sebuah video, dan kita ingin mengintip (“Peek”) sekiranya ada pesan baru yang masuk, proses pemutaran video masih tetap berjalan dan tidak dihentikan. Sampai apabila akhirnya kita memutuskan untuk melanjutkannya ke HUB, maka proses pemutaran video akan berhenti. Program Video akan disimpan di Active Frame.

Apa itu Active Frame?

Active Frame

Active Frame merupakan salah satu layar dari beberapa layar tampilan Z10 yang akan menampung program-program yang saat itu sedang berjalan. Jumlah maksimum program yang dapat diterima Active Frame adalah delapan program.

Saat pertama kali kita menyalakan Z10, tanpa adanya program yang terbuka, Active Frame tidak tersedia. Pada ujung bawah tiap-tiap halaman layar, tersedia icon super mini yang menunjukkan dimana posisi kita berada saat itu. Simbol paling kiri dengan gambar tiga buah garis pendek, melambangkan Blackberry HUB. Lalu titik-titik kecil (Dots) yang apabila kita pilih, akan menunjukkan nomor halaman layar.  

Apabila kita telah membuka sebuah program, misalnya program B.B.M, dan melakukan proses swipe ke atas, maka program B.B.M tersebut akan berubah menjadi sebuah Frame (Mirip seperti Widget di Android), berukuran seperempat layar. Maka secara otomatis pula, halaman Active Frame muncul. Pada barisan icon super mini di bawah layar, akan timbul icon mini baru: Icon Active Frame. Lokasinya persis di sebelah kanan icon mini Blackberry HUB.

Kita dapat juga dengan mudah bernavigasi atau berpindah halaman layar dengan mempergunakan icon super mini tersebut. Cukup menyapukan jari kita dimasing-masing icon mini, maka halaman layar pun akan berpindah secara otomatis. Bahkan jika kita perlu masuk ke HUB sekalipun. Cukup menyapukan jari kita ke icon di ujung paling kiri. Navigasi yang cerdas! Kudos to Blackberry!
 “I Hate waiting!”, “Duh lemot amat nih BlackBerry!”, “Jiah! Jam pasir lagi!”

Betapa seringnya kita mendengar kalimat-kalimat tersebut diatas dalam keseharian kita. Bahkan kita sendirilah yang mungkin sering mengalami kejadian tersebut. Tidak ada seorangpun yang senang menunggu. Tidak ada seorangpun yang gembira manakala pada kondisi genting, dimana sebuah tugas harus dikerjakan dengan segera, tiba-tiba menjadi terhambat dikarenakan perangkat kita mogok merespon perintah kita.

Perangkat BlackBerry, khususnya tipe-tipe lama, sudah dikenal sebagai perangkat yang tidak cukup gegas dalam melakukan apa yang diingikan pemiliknya. Mulai dari proses booting yang memakan waktu cukup cukup lama, feedback aksi yang tidak dapat diprediksi, sampai keluarnya jam pasir yang sudah melegenda. Apabila kesabaran kita sudah habis, biasanya kita terpaksa melakukan proses booting. Celakanya lagi, setelah melakukan booting, ternyata ke-”lelet”-an BlackBerry tersebut tidak terselesaikan. Kita boot lagi. Begitu seterusnya. Entah sampai kapan.

Masalah ke-”lelet”-an di perangkat BlackBerry sebenarnya dipengaruhi banyak faktor. Kecepatan prosesor, jumlah memory terpasang, jumlah memory tersedia, jumlah aplikasi yang diinstall, jumlah kontak dan kontak BBM yang dimiliki, banyaknya BBM Groups (!) yang diikuti, faktor signal dan jaringan operator, lebar pita bandwith, sampai kepada kualitas layanan BIS itu sendiri.

Dalam proses pengamatan, seringkali penulis membandingkan pengguna BlackBerry dengan pengguna Android. Seorang pengguna Android dengan mudah akan dapat setidak-tidaknya memperkirakan kinerja atau performa sebuah perangkat Android dari spesifikasi perangkat keras yang dipergunakan: kecepatan & jenis prosesor, jumlah inti (core) dari prosesor tersebut, besar RAM terpasang, kecepatan GPU (Graphic Processor Unit), ketersediaan kamera depan dan belakang, besaran Mega Pixel dari kamera yang terpasang, fitur Autofocus dan lain-lain. Memang pada akhirnya, penilaian terakhir (Final Verdict) tetap harus diambil saat perangkat tersebut dipergunakan langsung. Namun setidaknya, perkiraan kita tidak akan jauh meleset.

Apabila kita secara dapat dengan mudah memperbandingkan kemampuan perangkat Android semata hanya dari spesifikasi perangkat kerasnya saja, dipihak lain, kita cenderung menyepelekan hal ini saat kita menilai sebuah perangkat BlackBerry. Dengan naifnya kita kadangkala mengambil sebuah kesimpulan, bahwa semua perangkat BlackBerry memiliki kinerja yang kurang lebih sama. Jeleknya lagi, yang seringkali menjadi acuan kinerja kita adalah perangkat BlackBerry dengan tipe-tipe tinggi (High end device). Hasilnya? Kekecewaan, kemarahan, caci maki, hujatan, bahkan sampai menjurus ke antipati, berupaya untuk tidak lagi mau mempergunakan perangkat BlackBerry apapun. Mati-matian berusaha untuk meninggalkan segala sesuatu yang berhubungan dengan BlackBerry.

Masalah kualitas jaringan operator tidak akan penulis bahas disini, karena hal tersebut berada jauh di luar kendali kita sebagai pemakai. Namun suka atau tidak, faktor ini sebenarnya cukup memainkan peran signifikan dalam menentukan kenyamanan kita mempergunakan perangkat bergerak kita.

Mengapa penulis mengangkat permasalahan ini? Secara tidak sengaja, penulis pernah mengalami sendiri, bagaimana spesifikasi perangkat keras BlackBerry sesungguhnya memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan kinerja dan kenyamanan kita bekerja.

Secara tidak sengaja, perangkat BlackBerry yang selama ini dipergunakan penulis, tipe 9810 (Jennings), sempat terjatuh bahkan sampai terinjak. Alhasil mati total. Proses perbaikan diperkirakan akan memakan waktu minimal dua minggu. Beruntung ada seorang rekan di Yogyakarta yang berbaik hati meminjamkan BlackBerry 9700 sambil menunggu selesainya proses perbaikan Jennings. Aaah leganya. Hati menjadi tenang karena ada perangkat BlackBerry pengganti yang dipinjamkan. Pikiran penulis waktu itu: “It won't be any problem at all. Just a device change and business will run as usual.” Namun apa yang akhirnya sungguh terjadi? Ternyata jauh panggang dari api.

Everything stucked!

Penulis akan memberikan sedikit gambaran tentang “tugas” yang selama ini diemban oleh “My Faithful Jennings”: 10 akun E-Mail dengan empat milis besar, koleksi 15.000+ pesan E-Mail, 2000+ Gambar, 100+ SMS, 1100+ Kontak BBM, 2000+ Kontak Tradisional, 10+ Grup BBM, Yahoo Messenger, Google Talk, Twitter, Facebook, KakaoTalk, Line, WhatsApp, Foursquare dan beberapa aplikasi standar lainnya.

Ada hal menarik yang ditemui: semua beban tersebut diatas akan berjalan dengan lebih lancar di 9810 apabila aplikasi padat grafis ditiadakan; Facebook dan Foursquare misalnya. This happens too for Social Feeds program, one of the ultimate resource hogs. Kesimpulan sementara yang penulis ambil: 9810 masih mampu menangani aplikasi berbasis teks (Text based applications), meskipun jenisnya beragam dan bebannya tinggi. Namun begitu ditambah dengan aplikasi dengan padat gambar, it will eventually given up. Ditch them all, then your life is going to be much much easier.

Semua beban seberat itu selama ini dapat dijalani Jennings dengan setia. Meski tidak dapat disebut ringan, Jennings dapat menyelesaikan setiap perintah yang diberikan. Lambat namun pasti, inch-by-inch. Namun saat beban serupa diaplikasikan ke 9700, it just didn't work. Dari sinilah, penulis mengambil kesimpulan sangat sederhana, bahwa biar bagaimanapun, spesifikasi perangkat keras BlackBerry memainkan peranan yang sangat penting dalam menentukan kinerjanya.

Sebagai catatan, BlackBerry 9700 memiliki prosesor single core dengan kecepatan 624 MHz dan 256 MB RAM. Dilain pihak BlackBerry 9810 memiliki prosesor single core 1200 MHz dan 768 MB RAM. Berarti kecepatan prosesor 9810 hampir mencapai dua kali lipat kecepatan 9700, sementara jumlah memory 9810 persis tiga kali lipat 9700.

Oleh sebab itu, mungkin merupakan sebuah hal yang absurd apabila kita misalnya mengharapkan kinerja 8520 (CPU 512 MHz & RAM 256 MB) akan menyamai kinerja 9810 (CPU 1200 MHz & RAM 768 MB). Sama absurdnya jika kita berusaha memperbandingkan kinerja Google Nexus One (Single Core CPU 1 GHz & RAM 512 MB) dengan LG Nexus 4 (Quad Core CPU 1,5 GHz & RAM 2 GB). Perbandingan menjadi semakin tidak keruan saat berusaha membandingkan misalnya BlackBerry 9650 dengan HTX One X. Meskipun jika keadaannya dibalik, belum tentu HTC One X mampu menangani beban yang sama persis dengan 9650 in full load. Belum lagi masalah ketahanan baterai.

In short, we have to be extremely fair here. Cores-by-Cores, Ghz-by-GHz and Megabytes-by-Megabytes. Not only on Android World, but also on BlackBerry World. Fair and square.

Pertanyaannya sekarang, apakah perangkat BlackBerry baru (Z10) masih mewarisi permasalahan yang sama dengan perangkat BlackBerry sebelumnya?

Seperti kita semua ketahui, pada akhirnya, BlackBerry selaku perusahaan, mengambil pilihan yang sulit, yaitu dengan memutuskan untuk membuat sistem operasi yang sama sekali baru dan tidak mengadopsi sistem operasi yang sudah eksis di pasar. Proses pembuatan atau penyempurnaan sistem operasi baru ini memakan waktu kurang lebih dua tahun. Penulis yakin, pengalaman BlackBerry selama lebih dari 20 tahun dalam dunia telekomunikasi dan keamanan (security) memainkan peran yang sangat signifikan dalam proses ini.

Penulis juga percaya, berbagai permasalahan kita dihadapi setiap hari berkenaan dengan kendala penggunaan perangkat BlackBerry, sudah didengar, ditampung dan dicarikan solusinya oleh pihak BlackBerry. Pihak Blackberry berupaya membuktikan kesungguhannya untuk terus berinovasi mati-matian, dari dalam perusahaan sampai ke luar perusahaan. Salah satunya telah dibuktikan dengan transformasi nama perusahaan, dari sebelumnya RIM (Research In Motion) menjadi BlackBerry, menetapkan visi baru: “Dedication to boundless opportunity of mobile computing”, tagline baru: The BlackBerry Experience: Re-designed, Re-engineered, Re-invented dan perspektif baru: One Brand. One Promise, selain dari konsep baru: Keep Moving. Dan seterusnya.

Transformasi yang dilakukan mencakup juga pergeseran titik fokus: “From Mobile communication to true Mobile Computing”. Sehingga mulai dari awal proses perancangannya, BlackBerry 10 memiliki target pengguna yang cukup spesifik:

Hyperconnected socially, constantly connected all the time
Appetite to Getting things done
True multitasker
Get the most out of their smartphones
Need balance in both of their Professional and personal life
Want simplicity, everything in one place
Flow seamlessly from apps-to-apps and feature-to-feature, without having to go in-and-out using the home button all the times
Must have multitasking
Moving quickly
Need their device to keep them up the speed to get things done

Untuk segmen ini yang akan menjadi perhatian kita adalah point ke 7, 8, 9 dan 10 saja, yang terangkum dalam...

BlackBerry Flow

First things first. Demi untuk memastikan Z10 mampu memberikan kinerja yang mumpuni, maka Z10 dijejali dengan spesifikasi perangkat keras sebagai berikut:
CPU Dual core 1.5 GHz
RAM 2 GB RAM
GPU Adreno 225
Internal Storage 16 GB
MicroSD up to 64 GB
4.2” 1280x768, 356 PPI
NFC
Bluetooth 4.0
8 MP back camera, with autofocus, LED Flash, Image stabilization & face detection
1080p@30fps with video stabilization
2 MP front camera, with 720p@30 fps video capability
Accelerometer
Gyroscope
Proximity sensor
Compass

Probably not the fastest one around, but compiled altogether, it is quite an impressive list. Dengan spesifikasi yang cukup mumpuni, diharapkan performa Z10 tidak akan terkendala keterbatasan perangkat kerasnya. Seperti motto baru BlackBerry Z10 - “Built to keep you moving”.

Now to the software side..

Beberapa rekan yang mungkin sudah pernah mempergunakan BlackBerry Playbook, pasti dapat menyaksikan bagaimana Playbook dapat menyajikan True Multitasking, rapid response, relatively lag free actions and superb sound quality. Kesemuanya itu dihasilkan oleh sistem operasi QNX yang didukung sebuah prosesor dual core 1 GHz dan RAM 1 GB.

Z10 menyempurnakan pengalaman interaksi QNX di Playbook dengan spesifikasi perangkat keras yang lebih mumpuni ditambah dengan peningkatan di sisi sistem operasi, menghasilkan pengalaman yang kaya, gegas, responsif, dan lag free.

BlackBerry juga memperkenalkan sebuah konsep baru yang disebut sebagai “BlackBerry Flow”. Apabila diterjemahkan secara lepas, BlackBerry Flow adalah konsep pengalaman berinteraksi yang selalu mengalir maju (Moving Forward), tanpa harus kembali ke belakang (Back) atau malah kembali ke Awal (Home), secara cepat dan berkesinambungan. Kita tidak perlu lagi keluar dari sebuah program atau aplikasi, dengan menekan tombol Back atau Home, demi mencari aplikasi berikutnya yang ingin kita eksekusi. Hal ini berlaku lebih khusus untuk aplikasi Messaging dan Social.

Proses ini akan menjadi lebih rumit apabila ternyata kita harus berpindah-pindah antara beberapa program demi untuk bertukar data. Copy, Back/Home, Paste, Back/Home, Copy, Paste. Begitu seterusnya. Betapa repotnya!

Filosofi “BlackBerry Flow”, mengoptimalkan fitur “BlackBerry Hub” dan “BlackBerry Peek”. Mungkin dengan memberikan beberapa contoh, hal ini akan menjadi lebih jelas:
Misalnya saat kita menerima sebuah file attachment pada E-Mail kita. Apabila kita ingin langsung membagikannya (Share), kita hanya perlu memilih file attachment tersebut selama beberapa detik, maka akan keluar menu pilihan di sebelah kanan: Save, Share, Set As. Apabila kita memilih opsi Share, maka akan keluar pilihan lagi: BBM, BBM Group, Text Messages, E-Mail, Facebook, Twitter, Bluetooth, NFC dan Remember. Tinggal dipilih saja.
Ingin merubah status Facebook kita? Langsung dapat dilakukan via BlackBerry Hub. Tidak perlu khusus memanggil aplikasi Facebook. Masuk ke sub section Facebook di BlackBerry Hub.
Ingin melakukan Tweet? Dapat juga langsung dilakukan via BlackBerry Hub, tanpa harus repot-repot memanggil program native Twitter. Tinggal memilih sub section Twitter di BlackBerry Hub.
Ingin mengubah status LinkedIn? Laksanakan via BlackBerry Hub. As simple as that. No hassles. Masuk ke sub section LinkedIn di BlackBerry Hub
Ingin melakukan call back atas missed call kita? Tinggal pilih sub section Calls di BlackBerry Hub. Apabila nomor tersebut belum terdaftar, ada pilihan untuk “Add to Contacts”. Apabila kita pilih, maka program Contacts akan terbuka secara otomatis. Tinggal kita pilih saja, apakah mau menambahkan ke existing contacts atau create new contacts. Apabila nomor tersebut sudah terdaftar dalam Contacts kita, dan kita ingin melihat update apa saja yang telah dilakukan oleh yang bersangkutan di Social media, tinggal kita pilih nomor tersebut, tekan opsi “View Contacts”, maka secara otomatis Contacts orang tersebut langsung terbuka. Pada layar Contacts tersebut, ada tiga sub bagian lagi: Details, Updates dan Activity.

Bagian Details berisi informasi detil: E-Mail, Facebook, Alamat, nomor telepon dan lain-lain. Bagian Updates langsung akan menampilkan aktivitasnya di Social Media. Sementara Bagian Activity berisi catatan interaksi kita dengan yang bersangkutan, baik berupa hubungan telepon maupun korespondensi E-Mail.
Kita menerima sebuah E-Mail dari orang baru, dan kita ingin menambahkan alamat E-Mail tersebut ke Contacs kita. Tinggal tekan tombol Options (Dengan lambang tiga titik di sudut kanan bawah), akan keluar banyak pilihan, salah satunya adalah Add to Contact. So simple!
Ingin langsung mengagendakan sebuah pertemuan (Meeting) dengan dasar sebuah E-Mail? Masuk ke E-Mail tersebut, tekan tombol Options, pilih “Invite to Meeting”. Tadaa! Langsung program Calendar terbuka. Subjek Meeting otomatis akan terisi dengan subjek E-Mail. Participants akan terisi juga dengan alamat email yang tercantum pada email tersebut. Bagian “Notes, Reminder, Status” akan terisi dengan body dari E-Mail tersebut. Superb!
Ingin memfollow up sebuah Email? Masuk ke E-Mail tersebut, lalu pilih Options, pilih opsi Flag. Sebuah record baru di BlackBerry Remember akan langsung dicreate, masuk dalam kategori Unfiled Entries. Lengkap berisi Subjectnya. More on BlackBerry Remember later on.
Setelah mengambil sebuah foto, setelah puas melakukan editing di Picture Editor, kemudian ingin langsung membagikannya ke jejaring Social Media? Email? BBM atau BBM Group? Tinggal pilih Opsi “Share”maka akan keluar pilihan lagi: BBM, BBM Group, Text Messages, E-Mail, Facebook, Twitter, Bluetooth, NFC dan Remember.
Mau melihat jadual hari ini? Cukup swipe jari dari atas saat berada di BlackBerry Hub.
Ingin menambahkan orang-orang yang akan mengikuti meeting? Sekaligus mengirimkan undangan Meeting? Semua dengan mudah dilakukan, mulai dari BlackBerry Hub, masuk ke Calendar, pilih bagian People, pilih Edit, pilih Participants dan Invite. Ada opsi juga untuk Send Invitation. Cool! Lalu kembali lagi ke BlackBerry Hub. Semua dilakukan tanpa harus memanggil aplikasi nativenya. Cool!
Apabila kita diberikan nomor telepon via SMS, E-Mail atau BBM, nomor telepon itu akan berwarna biru, seperti links. Cukup menekan nomor tersebut, maka nomor tersebut akan dipanggil secara otomatis.
Begitu pula apabila kita diberikan alamat E-Mail atau link sebuah situs, cukup memilih alamat E-Mail atau link tersebut, maka secara otomatis akan memulai proses pengiriman E-Mail atau Internet browser.
Dan banyak lagi kemudahan-kemudahan lainnya. Semuanya dapat dilakukan dengan sangat efisien dari BlackBerry Hub. Seperti apa yang dijanjikan BlackBerry: Work smarter & Smoother. Quick & simple. Keep Moving.

Jujur, setelah beberapa waktu berinteraksi dengan interface BlackBerry 10, saat kembali mempergunakan sistem operasi Android di Galaxy Nexus, meskipun sudah memakai versi terbaru di 4.2.2, interface Android terasa “Jadoel” dan obsolete. Menjadi kurang efisien karena harus menekan tombol Back dan Home. Bahkan sesekali jari penulis secara reflek melakukan proses swipe dari bawah ke atas....

Matur Nuwun
Salam dari Jogja

Hadiwijaya Sasanadi

=======================
B.B.M : 2960EAFA Twitter: @sasanadi
YM / Gtalk / Skype / Facebook: sasanadi
SMS 085643787131
E-mail : sasanadi@yahoo.com

1 comment: